Jumat, 22 Juli 2016

Lukisan Pinsil




  Sejak masih sekolah , aku sudah bisa membuat lukisan wajah. Mula aku melukis wajah para pahlawan yang dipajang di dinding kelas. Kemudian aku lukis juga wajah teman-temaku. Meski aku tak mengharap upah namun banyak teman mentraktir jajan. Kemudian guruku juga memesan lukisan wajah orang tuanya yang fotonya sudah buram dan kecil. Mulailah aku dikenal sesekolah sebagai murid yang terkenal karena bisa melukis.
   Saat indah di masa sekolah saat bahagia seusia itu. Setelah lulus sekolah barulah aku mengenal betapa susahnya mencari makan, terlebih sudah beristri dan terus beranak. Lukisaku melalui masa berliku di kerikil yang kadang tajam. Semakin terus melukis rasanya semakin sengsara.