Demikian sosok pelukis yang satu ini, uang
itu nomor dua , katanya. Banyak aung biasa, tak ada uang bukan luar biasa.
Ketika banyak uang apa pun dilakukan kalau mau seperti makan, bepergian, atau
kemana saja sesuka hati. Kalau tak ada uang, seperti pasar , apa pun dijual
asal dapat uang. Sengsara sudah biasa, puntung rokok pun terpaksa dicari lagi
untuk dibuat rokok klinting. Pengalaman yang telah lalu menjadikan pelajaran
setelah anak-anak membutuhkan biaya sekolah, jadilah kenangan yang manis saja.
Cita-citanya sederhana, ingin hidup bermanfaat. Melalui melukis ingin
lukisannya terjual dan dapat membantu mereka yang membutuhkan. Dan memang kami
menyisihkan sebagian dari hasil penjualan lukisannya.